Arsip Blog

Senin, 16 Mei 2016





BAB II PEMBAHASAN
Pentingnya Pengembangan Life Skill di Masyarakat
 dalam Menghadapi Era MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)


A.    pengertian Life Skill
Program Pendidikan Kecakapan Hidup atau disebut juga life skills, sebagai salah satu program primadona untuk PNF yang mengedepankan kemampuan keterampilan dan kewirausahaan untuk masyarakat. Apa sih sebenarnya yang disebut dengan Pendidikan Kecakapann Hidup atau life skills ini?
  Begitu banyak pengertian tentang Pendidikan Kecakapan Hidup atau life skills ini, baik yang dikemukakan oleh para pakar maupun badan/lembaga yang memiliki otoritas di bidang pendidikan, pelatihan dan kesehatan. Menurut Broling (1989) "life skills adalah interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang sehingga mereka dapat hidup mandiri". Broling mengelompokan life skill ke dalam tiga kelompok kecakapan yaitu; kecakapan hidup sehari-hari (daily living skill), kecakapan hidup pribadi/sosial (personal/social skill) dan kecakapan hidup bekerja (occupational skill).
1.       Kecakapan hidup sehari-hari (daily living skill), antara lain meliputi: pengelolaan kebutuhan pribadi. Pengelolaan keuangan pribadi, pengelolaan rumah pribadi, kesadaran kesehatan, kesadaran keamanan, pengelolaan makanan-gizi, pengelolaan pakaian, kesadaran pribadi sebagai warga negara, pengelolaan waktu luang, rekreasi, dan kesadaran lingkungan.
2.       Kecakapan hidup sosial/pribadi (personal/social skill), antara lain, meliputi; kesadaran diri (minat, bakat, sikap, kecakapan), percaya diri, komunikasi dengan orang lain, tenggang  rasa dan kepedulian pada sesama, hubungan antar personal, pemahaman dan pemecahan masalah, menemukan dan mengembangkan kebiasaan positif kemandirian dan kepemimpinan.
3.       Sedangkan yang termasuk dalam kecakapan hidup bekerja (occupational skill), meliputi, kecakapan memilih pekerjaan, perencahaan kerja, persiapan keterampilan kerja, latihan keterampilan, penguasaan kompetensi, menjalankan sesuatu profesi,
4.       kesadaran untuk menguasai berbagai keterampilan, kemampuan menguasai dan menerapkan teknologi, merancang dan melaksanakan proses pekerjaan, dan menghasilkan produk barang dan jasa.
Pendidikan kecakapan hidup pada dasarnya merupakan suatu upaya pendidikan untuk meningkatkan kecakapan hidup setiap warga negara. Pengertian kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi, sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
Ketiga jenis kecakapan hidup di atas, dilandasi oleh kecakapan spritual, yakni; keimanan, ketakwaan, moral, etika dan budi pekerti yang luhur sebagai salah satu pengamalan dari sila pertama Pancasila. Dengan demikian, pendidikan kecakapan hidup diarahkan pada pembentuka manusia yang berakhlak mulia, cerdas, terampil, sehat, mandiri serta memiliki produktivitas dan etos kerja yang tinggi. Penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup pada satuan dan program pendidikan nonformal, utamanya dalam rangka penuntasan kemiskinan dan penanggulangan pengangguran lebih ditekankan pada upaya pembelajaran yang dapat memberikan penghasilan (learning and earning).

Tujuan Dan Manfaat Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)
Jadi kila mincil pertanyaan tentang  tujuan pendidikan itu secara hakiki bagi manusia? Jawabnya amat sederhana. Tujuan pendidikan bagi setiap manusia adalah agar peserta didik mampu memecahkan dan mengatasi permasalahan hidup dan kehidupan yang dihadapinya. Jika selesai mengikuti pendidikan, mereka belum mampu memecahkan masalah hidup dan kehidupan, pertanda tujuan pendidikan belum tercapai. Berdasarkan hal itulah, dalam pelaksanaan pendidikan, peserta didik perlu dibekali dengan kecakapan hidup (life skill). Pendidikan kecakapan hidup itu kemudian dikenal dengan “Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (PBKH).
Esensi dari pendidikan kecakapan hidup adalah untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan nilai-nilai kehidupan nyata, baik preservatif maupun progresif. Lebih spesifiknya, menurut Slamet PH (2002) tujuan pendidikan kecakapan hidup dapat dikemukakan sebagai berikut.
1.      Pertama, memberdayakan aset kualitas batiniyah, sikap, dan perbuatan lahiriyah peserta didik melalui pengenalan (logos), penghayatan (etos), dan pengamalan (patos) nilai-nilai kehidupan sehari-hari sehingga dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya.
2.      Kedua, memberikan wawasan yang luas tentang pengembangan karir, yang dimulai dari pengenalan diri, eksplorasi karir, orientasi karir, dan penyiapan karir.
3.      Ketiga, memberikan bekal dasar dan latihan-latihan yang dilakukan secara benar mengenai nilai-nilai kehidupan sehari-hari yang dapat memampukan peserta didik untuk berfungsi menghadapi kehidupan masa depan yang memiliki sarat kompetisi dan kolaborasi sekaligus.
4.      Keempat, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lembaga melalui peningkatan kemandirian lembaga, partisipasi stakeholders, dan fleksibilitas pengelolaan sumber daya lembaga.
5.       Kelima, memfasilitasi peserta didik dalam memecahkan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-hari, misalnya kesehatan mental dan fisik, kemiskinan, kriminal, pengangguran, lingkungan sosial dan fisik, narkoba, kekerasan, dan kemajuan ipteks.
Adapun manfaat pendidikan kecakapan hidup secara umum adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat maupun sebagai warga negara. Secara spesifik manfaat pendidikan life sikll adalah:
1.      Untuk membekali individu dengan kecakapan
2.      Untuk merespon kejadian dalam hidup.
3.      Yang membuat individu mandiri, produktif, mengarah pada kehidupan yang memuaskan dan memiliki kontribusi pada masyarakat.

B.     pengertian MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)
MEA merupakan singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memiliki pola mengintegrasikan ekonomi ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN. Para anggota ASEAN termasuk Indonesia telah menyepakati suatu perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN tersebut. MEA adalah istilah yang hadir dalam indonesia tapi pada dasarnya MEA itu sama saja dengan AEC atau ASEAN ECONOMIC COMMUNITY.
Kerjasama ekonomi ASEAN sebenarnya mengarah kepada pembentukan komunitas ekonomi ASEAN  sebagai suatu integrasi ekonomi kawasan ASEAN yang stabil, makmur dan berdaya saing tinggi.
1.      Terdapat empat hal yang akan menjadi fokus MEA pada tahun 2015 yang dapat dijadikan suatu momentum yang baik untuk Indonesia.
a.       Pertama, Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.
b.      Kedua, MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR),. Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil 
c.       Ketiga, MEA pun akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia dalam hal peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi. 
d.      Keempat, MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global. Dengan dengan membangun sebuah sistem untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara-negara anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada jaringan pasokan global melalui pengembangkan paket bantuan teknis kepada negara-negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktivitas sehingga tidak hanya terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada skala regional namun juga memunculkan inisiatif untuk terintegrasi secara global.

2.      Manfaat Yang Bisa Diperoleh Dari Adanya MEA
a.       Masyarakat Ekonomi ASEAN akan mendorong arus investasi dari luar masuk ke dalam negeri yang akan menciptakan multiplier effect dalam berbagai sektor khususnya dalam bidang pembangunan ekonomi.
b.      Kondisi pasar tunggal membuat kemudahan dalam hal pembentukan joint venture (kerjasama) antara perusahaan-perusahaan diwilayah ASEAN sehingga akses terhadap bahan produksi semakin mudah.
c.       Pasar Asia Tenggara merupakan pasar besar yang begitu potensial dan juga menjanjikan dengan luas wilayah sekitar 4,5 juta kilometer persegi dan jumlah penduduk yang mencapai 600 juta jiwa.
d.      MEA memberikan peluang kepada negara-negara anggota ASEAN dalam hal meningkatkan kecepatan perpindahan sumber daya manusia dan modal yang merupakan dua faktor produksi yang sangat penting.
e.       Khusus untuk bidang teknologi, diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN ini menciptakan adanya transfer teknologi dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang yang ada diwilayah Asia Tenggara.

C.    Pengembangan life skill di masyarakat dalam menghadapi era MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)
Dewasa ini masyarakat indonesia sedang gencar-gencar menghadapi suatu era perdagangan internasional yang diikuti oleh seluruh negara yang ada di ASEAN yang disebut dengan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) system dari perdagangan MEA sendiri ialah perdagangan bebas yang dilakukan antar negara yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian suatu bangsa. jelas dengan diberlakukannya MEA mulai tahun 2016 ini persaingan usaha akan semakin sengit. namun pertanyaanya apakah pelaku usaha di indonesia sudah siap dalam menghadapi persaingan yang teramat ketat selama MEA ini  dan bagaimana dengan para pelaku usaha kecil menengah (UKM), sudah siapkan mereka menghadapi MEA ? banyak para pakar ekonomi yang berpendapat bahwa  era MEA ini adalah era yang menuntukan maju dan mundurnya suatu bangsa dalam hal perekonomian. oleh karena itu disini pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama saling bahu membahu melakukan perubahan dalam bidang perekonomian dengan cara memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin, 
Era MEA ini tidak hanya dihadapi oleh para pelaku usaha, namun oleh semua lapisan masyarakat. masyarakat dituntut untuk dapat mengembangkan diri mereka meningkatkan kualifikasi serta kompetensi mereka dalam berbagai bidang jika tidak, maka mereka akan semakin terpojok dan lama kelamaan akan hilang tergerus zaman, itulah hukum alam yang berlaku saat ini.
Saat ini pemerintah bekerja secara keras untuk dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam menghadapi MEA ini. tidak hanya dari segi ekonomi, melainkan pendidikan dan kesehatan. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat ialah dengan memberikan masyarakat suatu keterampilan (Life Skill ). Adapun bentuk keterampilan yang diberikan dapat berbagai macam jenisnya dan disesuaikan dengan kebutuhan  atau keinginan warfa belajar. Sehingga dengan memiliki sebuah keterampilan  mereka  nantinya dapat meningkatkan kualitas hidupnya  dan orang  orang lain disekitarnya melalui keterampilan yang mereka miliki.
Adapun pengembangan life skill yang dimaksudkan disini adalah pengembangan yang tidak hanya di lakukan pada manusia namun harus disertai dengan pengembangan yang dilakukan pada sumber daya alam, tujuannya agar setiap daerah dapat berkembang dengan beriringan baik dari segi SDM maupun SDA. Tidak hanya itu, bahkan setiap daerah dapat menciptakan sebuah produk unggulan yang nmampu berdaya saing di pasar nasional. Karna pada dasarnya jika setiap daerah memiliki produk unggulan tersebut maka hal ini akan dapat menekan angka pengangguran di Negara kita.

Kesimpulan
MEA sebenarnya merupakan system perdagangan nasional yang diikuti oleh 10 Negara yang ada di kawasan ASEAN termasuk Indonesia yang bertujuan untuk memajukan Negara-negara berkembang terutama dari segi ekonomi.
Pengembangan life skil dimasyarakat merupakan suatu cara yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan perekonomian Negara ini. Karena jika suatu masyarakat memiliki sebuah keterampilan itu artinya mereka dapat menghasilkan suatu karya yang memiliki nilai jual dan mampu berdaya saing di pasar internasional.
Jadi sangatlah jelas pentingnya pengembangan life skill di masyarakat untuk dapat memajukan perekonomian suatu bangsa, karna pada dasarnya majunya perekonomian suatu Negara dapat terlihat dari tingginya pendapatan perkapita tiap keluarga.

Selasa, 12 April 2016

Masyarakat Marjinal

BY : Ema Noviah
Nonformal Education Departement
Sultan Ageng Tirtayasa University


MASYARAKAT MARJINAL

DEFINISI MASYARAKAT MARJINAL
Marjinal berasal dari bahasa “inggris” margin yang berarti jumlah atau efek yang sangat kecil. Artinya marjinal adalah suatu kelompok yang jumlahnya sangat kecil atau bias juga disebut sebagai kelompok pra sejarah. Masyarakat marjinal juga identik dengan masyarakat kecil atau kaum terpinggir.
Contoh dari masyarakat marjinal antara lain: pengemis, pemulung, buruh, orang-orang yang berpenghasilan pas-pasan atau bahkan kekurangan, dan masyarakat primitive.

CIRI-CIRI MASYARAKAT MARJINAL
a.    Tidak mempunyai mata pencaharian yang jelas / tetap. Dan kehidupan mereka tergantung pada situasi serta kondisi yang ada. Atau memiliki mata pencaharian yang tetap tetapi penghasilan yang mereka dapatkan di bawah standar kebutukan hidup.
b.    Pola kehidupan lebih emosional, peka dan sensitive terhadap masalah-masalah yang berkenaan dengan kebutuhan pokok sehari-hari.
c.    Kebanyakan diantara mereka tidak memiliki tempat tinggal yang jelas alias tunawisma. Sehingga harus hidup berpindah-pindah.
d.    Tingkat pamahaman tehadap pengetahuan, sikap, dan pentingnya pendidikan sangatlah relative rendah.
e.    Lemahnya pola interaksi social.

TUJUAN ADANYA MASYARAKAT MARJINAL
a.    Menjadiakan masyarakat marjinal sebagai tolak ukur untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
b.    Sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
c.    Meningkatkan sumber daya manusian (SDM) agar menjadi masyaraka yang mandiri.
d.    Membangun kesadaran masyarakat terhadap pemanfaatan SDA yang ada.

FACTOR-FAKTOR ADANYA MASYARAKAT MARJINA
a.    Kesenjangan ekonomi
b.    Kesenjangan social
c.    Pendidikan yang rendah
d.    Rendahnya tingkat penguasaan teknologi
e.    Dan, rendahnya sember daya manusia

MACAM-MACAM PENDEKATAN YANG DILAKUKAN TERHADAP MASYARAKAT MARJINAL
a.    Pendekatan kondisi fisik: pendekatan ini lebih memperhatikan pada kondisi masyarat
b.    Pendekatan ekonomi: hal ini berkaitan dengan peningkatan pendapatan masyarakat
c.    Pendekatan menejement: pendekatan ini dilakukan dengan meningkatkan pendapatan terhadap potensi, kekutan, dan kelemahan yang ada dalam masyarakat kemudian dilakukan dengan perencanaan, penggerakan, bugeting, dan controlling
d.    Pendekatan sistema: pendekatan ini melibatkan semua unsure dalama\ masyarakat. 


Sekian & Terimakasih
Semoga Bermanfaat