BY : Ema Noviah
Nonformal Education
Departement
Sultan Ageng Tirtayasa
University
MAKALAH
Peristilahan Umum, Masalah dan Asumsi
Program Kecakapan Hidup (Life Skill)
Di
Susun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Program
dan Metode Pembelajaran dalam Program Life Skill
Dosen
Pengampu : Drs. Mochamad Naim, M.Si
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya lah
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah “Peristilahan umum, masalah dan
asumsi program kecakapan hidup (life skill)” yang penulis susun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Mata Kuliah Program dan Metode
Pembelajaran dalam Program Life Skill oleh dosen pengampu Drs. Mochamad
Naim, M.Si Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi
jungjungan kita Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh
umatnya.
Penulis mengakui dalam
makalah ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan sehingga hasilnya jauh dari
kesempurnaan. Penulis sangat berharap kepada semua pihak kiranya memberikan
kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Besar harapan penulis
dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi bahan tambahan bagi
penilaian dosen bidang studi Mata Kuliah
Program dan Metode Pembelajaran dalam Program Life Skilldan mudah-mudahan
isi dari makalah penulis ini dapat diambil manfaatnya oleh semua pihak
yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah
ini terselesaikan.
Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Pendidikan Non
Formal.
Serang, 1 April 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep life skills merupakan salah satu fokus
analisis dalam pengembangan pendidikan yang menekankan pada kecakapan hidup
atau bekerja. Istilah kecakapan untuk hidup tidak semata-mata memiliki
kemampuan tertentu saja (vocational job), namun ia harus memiliki
kemampuan dasar pendukungnya secara fungsional seperti membaca, menulis,
menghitung, merumuskan, dan memecahkan masalah, mengelola sumber daya, bekerja
dalam tim, terus belajar ditempat kerja, dan mempergunakan teknologi. Program
pendidikan life skills adalah program pendidikan yangdapat
memberikan bekal keterampilan yang praktis terpakai,terkait dengan kebutuhan
pasar kerja, peluang usaha dan potensi ekonnomi atau industri yang ada di masyarakat
Satori (2002). Life skills ini memiliki cakupan yang luas,
berinteraksi antara pengetahuan yang diyakini sebagai unsur penting untuk hidup
lebih mandiri.
Brolin (1989) menjelaskan bahwa life
skills dapat dinyatakan sebagai kcakapan untuk hidup. Istilah hidup,
tidak semata-mata memiliki kemampuan tertentu saja (vocational job),namun ia
harus memliki kemampuan dasar pendukungnya secara fungsional seperti, membaca,
menulis, berhitung, merumuskan, dan memecahkan masalah, mengelola sumber daya,
bekerja dalam tim, terus belajar ditempat bekerja, menggunakan teknologi.
Kecakapan hidup merupakan sserangkaian
kemampuan yang dibutuhkan seseorang agar dapat mengatasi berbagai persoalan
yang ditemui dalam kehidupanya. Sejalan dengan pengertian ini,
Malik Hadjar (Slamet PH,2002;4) mendefinisikan kecakapan hidup sebagai
kecakapan untuk bekerja selain kecakapan untuk berorientasi ke jalur akademik.
Menurut Ditjen Diklusepora (2003;6)
hakikat pendidikan berorientasi kecakapan hidup di bidang PLS adalah Upaya
untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan
yang memungkinkan peserta didik dapat hidup mandiri, Pemikiran Tatang
Amirin didukung oleh Muchlas Samani (2002:10) yang menyatakan
”Pengertian kecakapan hidup lebih luas dari keterampilan untuk bekerja. Baik
orang yang bekerja maupun yang tidak bekerja tetap memerlukan kecakapan hidup,
karena merekapun menghadapi berbagai masalah yang harus dipecahkan. Setiap
orang dimanapun dan kapanpun,selalu menenmui masalah yang memerlukan
pemecahan”.
B. Rumusan masalah
Apa yang dimaksud dengan life skill ?
Apa yang menjadi tujuan diadakanya life
skill ?
Apa yang dimaksud peristilahan umum
dalam program life skill ?
Apa sajakah asumsi dasar dalam program
life skill ?
Masalah apa yang mendasari munculnya
life skill ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui Apa yang dimaksud
dengan life skill
Untuk mengetahui Apa yang menjadi tujuan
diadakanya life skill
Untuk mengetahui Apa yang dimaksud
peristilahan umum dalam program life skill
Untuk mengetahui Apa sajakah asumsi dasar
dalam program life skill
Untuk mengetahui Masalah apa yang mendasari
munculnya life skill
1. Penulisan
ini akan memperluas cakrawala pemikiran dan pengalaman penulis dalam bidang
pendidikan untuk lebih jeli dalam menganalisa setiap peluang yang ada untuk
kemudian dijadikan sebagai wahana untuk meningkatkan mutu out-put pendidikan.
2. Dapat
digunakan sebagai informasi dalam meningkatkan mutu out-put pendidikan.
3. Bisa
menjadi informasi dan bahan pertimbangan bagi masyrakat dalam meningkatkan
kualitas pendidikan secara umum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian program Life Skill
Program
Pendidikan Kecakapan Hidup atau disebut juga life skills, sebagai salah satu
program primadona untuk PNF yang mengedepankan kemampuan keterampilan dan
kewirausahaan untuk masyarakat. Apa sih sebenarnya yang disebut dengan
Pendidikan Kecakapann Hidup atau life skills ini?
Begitu
banyak pengertian tentang Pendidikan Kecakapan Hidup atau life skills ini, baik
yang dikemukakan oleh para pakar maupun badan/lembaga yang memiliki otoritas di
bidang pendidikan, pelatihan dan kesehatan. Menurut Broling (1989) "life
skills adalah interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat
penting dimiliki oleh seseorang sehingga mereka dapat hidup mandiri".
Broling mengelompokan life skill ke dalam tiga kelompok kecakapan yaitu;
kecakapan hidup sehari-hari (daily living skill), kecakapan hidup
pribadi/sosial (personal/social skill) dan kecakapan hidup bekerja (occupational
skill).
1. Kecakapan
hidup sehari-hari (daily living skill), antara lain meliputi: pengelolaan
kebutuhan pribadi. Pengelolaan keuangan pribadi, pengelolaan rumah pribadi,
kesadaran kesehatan, kesadaran keamanan, pengelolaan makanan-gizi, pengelolaan
pakaian, kesadaran pribadi sebagai warga negara, pengelolaan waktu luang,
rekreasi, dan kesadaran lingkungan.
2. Kecakapan
hidup sosial/pribadi (personal/social skill), antara lain, meliputi;
kesadaran diri (minat, bakat, sikap, kecakapan), percaya diri, komunikasi
dengan orang lain, tenggang rasa dan kepedulian pada sesama, hubungan
antar personal, pemahaman dan pemecahan masalah, menemukan dan mengembangkan
kebiasaan positif kemandirian dan kepemimpinan.
3. Sedangkan
yang termasuk dalam kecakapan hidup bekerja (occupational skill),
meliputi, kecakapan memilih pekerjaan, perencahaan kerja, persiapan keterampilan
kerja, latihan keterampilan, penguasaan kompetensi, menjalankan sesuatu
profesi, kesadaran untuk menguasai berbagai keterampilan, kemampuan menguasai
dan menerapkan teknologi, merancang dan melaksanakan proses pekerjaan, dan
menghasilkan produk barang dan jasa.
Pendidikan
kecakapan hidup pada dasarnya merupakan suatu upaya pendidikan untuk
meningkatkan kecakapan hidup setiap warga negara. Pengertian kecakapan hidup
adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk berani menghadapi problema
hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara
proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi, sehingga akhirnya mampu
mengatasinya.
Ketiga jenis kecakapan hidup di atas,
dilandasi oleh kecakapan spritual, yakni; keimanan, ketakwaan, moral, etika dan
budi pekerti yang luhur sebagai salah satu pengamalan dari sila pertama
Pancasila. Dengan demikian, pendidikan kecakapan hidup diarahkan pada
pembentuka manusia yang berakhlak mulia, cerdas, terampil, sehat, mandiri serta
memiliki produktivitas dan etos kerja yang tinggi. Penyelenggaraan pendidikan
kecakapan hidup pada satuan dan program pendidikan nonformal, utamanya dalam
rangka penuntasan kemiskinan dan penanggulangan pengangguran lebih ditekankan
pada upaya pembelajaran yang dapat memberikan penghasilan (learning and
earning).
B. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)
Jadi kila mincil
pertanyaan tentang tujuan pendidikan itu
secara hakiki bagi manusia? Jawabnya amat sederhana. Tujuan pendidikan bagi
setiap manusia adalah agar peserta didik mampu memecahkan dan mengatasi
permasalahan hidup dan kehidupan yang dihadapinya. Jika selesai
mengikuti pendidikan, mereka belum mampu memecahkan masalah hidup dan
kehidupan, pertanda tujuan pendidikan belum tercapai. Berdasarkan hal itulah,
dalam pelaksanaan pendidikan, peserta didik perlu dibekali dengan kecakapan
hidup (life skill). Pendidikan kecakapan hidup itu kemudian dikenal
dengan “Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (PBKH).
Orintasi pendidikan
kecakapan hidup (life skill) bertujuan untuk mengaktualisasikan potensi peserta
didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problem yang sedang
dihadapinya. Di samping itu, juga memberikan kesempatan pada lembaga untuk
mengembangkan pembelajaran yang fleksibel. Kecakapan luas dari keteremapilan
untuk bekerja, kecakapan berpikir raional, kecakapan sosial, kecakapan
akademik, dan kecakapan vokasional.
Secara umum orintasi pendidikan kecakapan hidup
bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan
potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya dimasa datang (Tim
BBE, 2002:8). Hal ini juga sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Slamet PH
(2002) bahwa tujuan utama pendidikan kecakapan hidup adalah menyiapkan peserta
didik agar yang bersangkutan mampu, sanggup, dan terampil menjaga kelangsungan
hidup dan perkembangannya di masa datang.
Esensi dari pendidikan kecakapan hidup adalah untuk
meningkatkan relevansi pendidikan dengan nilai-nilai kehidupan nyata, baik
preservatif maupun progresif. Lebih spesifiknya, menurut Slamet PH (2002)
tujuan pendidikan kecakapan hidup dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Pertama,
memberdayakan aset kualitas batiniyah, sikap, dan perbuatan lahiriyah peserta
didik melalui pengenalan (logos), penghayatan (etos), dan pengamalan (patos)
nilai-nilai kehidupan sehari-hari sehingga dapat digunakan untuk menjaga
kelangsungan hidup dan perkembangannya.
2. Kedua,
memberikan wawasan yang luas tentang pengembangan karir, yang dimulai dari
pengenalan diri, eksplorasi karir, orientasi karir, dan penyiapan karir.
3. Ketiga,
memberikan bekal dasar dan latihan-latihan yang dilakukan secara benar mengenai
nilai-nilai kehidupan sehari-hari yang dapat memampukan peserta didik untuk
berfungsi menghadapi kehidupan masa depan yang memiliki sarat kompetisi dan
kolaborasi sekaligus.
4. Keempat,
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lembaga melalui peningkatan kemandirian lembaga,
partisipasi stakeholders, dan fleksibilitas pengelolaan sumber daya lembaga.
5. Kelima, memfasilitasi peserta didik dalam
memecahkan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-hari, misalnya kesehatan
mental dan fisik, kemiskinan, kriminal, pengangguran, lingkungan sosial dan fisik,
narkoba, kekerasan, dan kemajuan ipteks.
Adapun manfaat pendidikan kecakapan
hidup secara umum adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan masalah
kehidupan baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat maupun sebagai
warga negara. Secara spesifik manfaat pendidikan life sikll adalah:
1. Untuk
membekali individu dengan kecakapan
2. Untuk
merespon kejadian dalam hidup.
3. Yang
membuat individu mandiri, produktif, mengarah pada kehidupan yang memuaskan dan
memiliki kontribusi pada masyarakat.
4. Yang
memungkinkan individu untuk berfungsi secara efektif di dunia yang selalu
berubah.
C. Peristilahan Umum dalam Program Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)
Peristilahan Umum dalam Program Pendidikan Kecakapan
Hidup (Life Skills) Mungkin diantara pembaca yang budiman, mungkin masih ada
yang kurang familiar dengan peristilahan. Maka penulis terlebih dahulu akan
menjelaskan beberapa istilah umum agar semua menjadi lebih jelas lagi bagi para
pembaca. Sebagai langkah awal, berikut ini beberapa istilah yang kami coba
jabarkan, yaitu:
1. Program.
Program dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh perorangan, kelompok,dan atau
organisasi (lembaga) yang memuat komponen-komponen program. Komponen komponen
program tersebut meliputi : tujuan, sasaran, isi, dan jenis kegiatan, proses
kegiatan, waktu, fasilitas, alat, biaya, organisasi penyelenggara (Sudjana, 2000: 1).
2. Pelatihan.
Pelatihan dapat
dikatakan sebagai suatu proses yang menciptakan kondisi dan stimulus untuk
menimbulkan respons terhadap orang lain, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
(skills) sikap, menciptakan perubahan tingkah laku dan untuk mencapai
tujuan yang spesifik (French
Ministry of Work, Employee and Professional Trainningdalam Agus Darma 1994:
15).
3. Pendidikan Kecakapan Hidup.
Pendidikan
kecakapan hidup diartikan sebagai bimbingan terhadap kecakapan yang dimiliki
seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan penghidupan secara
wajar tanpa merasa tertekan kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta
menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Ditjen PLSP, DirektoratTenaga Teknis, 2003).
4. Sikap.
Sikap adalah
keadaan mental dan syaraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang
memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respons individu pada semua
objek dan situasi yang berkaitan dengannya (G.W Allport, 1935 dalam DO Sears,1999: 137).
5. Perilaku.
Perilaku adalah
reaksi yang diperlihatkan atau ditampilkan oleh individu baik yang bersifat
sederhana maupun kompleks dalam merespon stimulus yang diterima (SaifulAzwar, 1998: 9).
6. Kemandirian.
Kemandirian
adalah sikap dan perilaku manusia yang meliputi “perilaku mampu berinisiatif,
mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat
melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain” (Sutari Imam Barnadib,1982). Pendapat tersebut juga diperkuat oleh
Kartini dan Dali (1987) yang
mengatakan bahwa kemandirian adalah “hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu
bagi diri sendiri”.
D. Empat Asumsi Dasar yang Menjadi Titik Bidik (Target)
Dengan penyelenggaraan
program Pendidikan Kecakapan Hidup yang dilakukan secara kontinyu dan
berkesinambungan maka diharapkan terciptanya 4 (empat) asumsi dasar sebagai
hasil yang dicanangkan. Keempat asumsi dasar tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Harus terciptanya dampak atau pengaruh (impact)
menyangkut hasil yang dicapai peserta didik atau peserta pelatihan. Pengaruh
ini meliputi:
a. perubahan
taraf hidup yangditandai perolehan pekerjaan/berwirausaha, perolehan atau
peningkatan pendapatan,kesehatan dan penampilan diri
b. kegiatan membelajarkan orang lain
ataumengikutsertakan orang lain dalam memanfaatkan hasil belajar yang telah
dimiliki
c. peningkatan
partisipasi dalam kegiatan sosial dan pembangunan masyarakat baikpartisipasi
buah pikiran, tenaga, harta benda dan dana (D. Sudjana, 1996 : 35).
2. Sumber
daya manusia membutuhkan pendidikan dan pelatihan agar dapat bekerja
lebihefektif dan produktif. Produktifitas manusia tidak hanya dipengaruhi oleh
peralatan yangdigunakannya serta kekuatan fisiknya, namun juga amat ditentukan
oleh pembekalanpengetahuan dan keterampilan sebagai modal untuk dapat bekerja
produktif(Soeharsono,1981 :4).
3. Kegiatan
belajar akan efektif apabila warga belajar merasa butuh untuk belajar,
menyadaribahwa belajar itu penting bagi perubahan dirinya serta ikut ambil
bagian secara efektifdalam merancang apa yang dipelajari dan merasakan manfaat
apa yang dapat diperolehdari kegiatan belajar itu (D. Sudjana, 1983: 100).
4. Semakin maju suatu negara semakin banyak orang
yang terdidik, maka semakinpentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih
mantap jika ditunjang olehwirausahawan yang handal, yang berarti juga bahwa
wirausaha merupakan potensipembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu
wirausaha itu sendiri (BukhoriAlma,
1999:1).
E. Lima Masalah Pokok yang Menjadi Titik Sorot
Program kecakapan hidup lahir dari adanya berbagai
masalah dimasyarakat. Salah satu masalah terbesar dalam masyarakat yaitu
pengangguran dan kemiskinan yang mana sampai saat ini masalah tersebut masih
belum dapat teratasi. Akirnya hal inilah yang melandasi munculnya.
Studi awal tentang kondisi masyarakat sampai dengan
penyelenggaraan program PendidikanKecakapan Hidup (life skills),
teridentifikasi 5 (lima) masalah pokok yang kemudian menjadi titik sorot
program kelanjutannya. Kelima masalah pokok tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Peningkatan
kualitas sumber daya manusia yang masih belum seimbang dilihat darikualitas
material dan kualitas spiritual.
2. Rendahnya
kualitas sumber daya manusia dalam memanfaatkan serta mengelola potensisumber
daya alam.
3. Kualitas
kesejahteraan warga belajar (masyarakat) belum meningkat dikarenakankemauan
untuk berwirausaha masih rendah.
4. Pelatihan
pendidikan kecakapan hidup (life skills) sebagai bekal utama
wargabelajar/masyarakat dalam optimalisasi sumber daya alam belum terselenggara
secaraoptimal.
5. Peserta
pelatihan yang mayoritas (sekitar 25%) tamatan pendidikan Sekolah Dasar dan
termasuk dalam kategori keluarga miskin
F. Analisis
Kecakapan
hidup adalah kemampuan menggali, mengenali, menghadapi serta memecahkan masalah
terhadap problem yang dihadapi. Pengembangan kecakapandapat membekali seseorang
dalam menghadapi tantangan di eraglobalisasi ini.
Semua
manusia mempunyai kacakapan, baik orang yang bekerja, tidak bekerka,
berpendidikan maupun tidak berpendidikan. Kecakapan inilah yang dinamakan
dengan kecakapan hidup generik yang menjadi dasar kecakapan yang dimiliki
seseorang. Selain itu seseorang juga memiliki kecakapan khusus/spesifik.
Kecakapan ini hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu.
Dalam
kehidupan sehari-hari betapa kecilnya kita selalu menemukan masalah. Pemecahan
yang baik tentu berdasarkan informasi yang cukup dan diolah dan dipadukan
dengan hal-hal yang terkait. Pemecahan masalah memerlukan kreativitasan dan
kearifan. Kreativitas untuk menemukan pemecahan yang efektif dan efisien
sedangkan kearifan diperlukan karena pemecahan harus selalu memperhatikan
kepentingan berbagai pihak dan lingkungan sekitarnya. Oeh karena itu sejak
dini, siswa perlu belajar memecahkan masalah, sesuai dengan tingkat
berpikirnya.
Untuk
memecahkan masalah memang dituntut kemampuan berpikir rasional, berpikir
kreatif, berpikir alternatif, berpikir sistem, berpikir lateral dan sebagainya.
Oleh karena pola tersebut perlu dikembangkan di setiap lembaga jenjang dan
jalur pendidikan dan kemudian
diaplikasikan dalam bentuk pemecahan masalah.
Tugas
seorang pendidik harus bisa mengembangkan kecakapan yang dimiliki siswanya
yaitu dengan cara mengenali kecakapan yang dimiliki siswanya , merumuskan
kompetensi yang hendak dicapai dalam suatu pembelajaran, dan memilih suatu
pembelajaran yang tepat.
Harapan
dari adanya program kecakapan hidup yaitu diharapkannya para peserta didik
dapat menghadapi tantangan dan memecahkan masalah di eraglobalisasi sekarang
ini. Sehingga jika seorang pelajar lulus tidak lagi harus mencari kerjaan lagi.
Melainkan, mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecakapan life skill adalah kecakapan yang
dimiliki seseorang untuk mampu menghadapi problema hidup dan kehidupan yang
wajar tanpa merasa tertekan kemudian secara aktif dan proaktif, mencari serta
menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
Kemudian
tujuan kecakapan hidup bertujuan untuk
memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi
peserta didik untuk menghadapi perannya di masa datang. Manfaat dari kecakapan
hidup adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan
baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat maupun sebagai warga
negara.
Empat
Asumsi Dasar yang Menjadi Titik Bidik (Target) Dengan penyelenggaraan program
Pendidikan Kecakapan Hidup yang dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan
maka diharapkan terciptanya 4 (empat) asumsi dasar sebagai hasil yang
dicanangkan. Keempat asumsi dasar tersebut adalah sebagai berikut :
1. Harus
terciptanya dampak atau pengaruh (impact) menyangkut hasil yang dicapai
peserta didik atau peserta pelatihan. Pengaruh ini meliputi:
a. perubahan
taraf hidup yang ditandai perolehan pekerjaan/berwirausaha, perolehan atau
peningkatan pendapatan, kesehatan dan penampilan diri
b. kegiatan membelajarkan orang lain atau
mengikutsertakan orang lain dalam memanfaatkan hasil belajar yang telah
dimiliki
c. peningkatan
partisipasi dalam kegiatan sosial dan pembangunan masyarakat baik partisipasi
buah pikiran, tenaga, harta benda dan dana (D. Sudjana, 1996 : 35).
2. Sumber
daya manusia membutuhkan pendidikan dan pelatihan agar dapat bekerja lebih
efektif dan produktif.
a. Kegiatan
belajar akan efektif apabila warga belajar merasa butuh untuk belajar,
menyadari bahwa belajar itu penting bagi perubahan dirinya serta ikut ambil
bagian secara efektif dalam merancang apa yang dipelajari dan merasakan manfaat
apa yang dapat diperoleh dari kegiatan belajar itu (D. Sudjana, 1983: 100).
b. Semakin
maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, maka semakin pentingnya
dunia wirausaha.
Peristilahan Umum dalam
Program Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)
a. Program
b. Pelatihan
c. Pendidikan
kecakapan hidup
d. Sikap
e. Prolaku
f. Kemandirian
Adapun Lima Masalah Pokok yang Menjadi Titik Sorot
Mulai dari studi awal kondisi masyarakat sampai dengan penyelenggaraan program
Pendidikan Kecakapan Hidup (life skills), teridentifikasi 5 (lima)
masalah pokok yang kemudian menjadi titik sorot program kelanjutannya. Kelima
masalah pokok tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Peningkatan
kualitas sumber daya manusia yang masih belum seimbang dilihat darikualitas
material dan kualitas spiritual.
2. Rendahnya
kualitas sumber daya manusia dalam memanfaatkan serta mengelola potensi sumber
daya alam.
3. Kualitas
kesejahteraan warga belajar (masyarakat) belum meningkat dikarenakan kemauan
untuk berwirausaha masih rendah.
4. Pelatihan
pendidikan kecakapan hidup (life skills) sebagai bekal utama warga
belajar/masyarakat dalam optimalisasi sumber daya alam belum terselenggara
secara optimal.
5. Peserta
pelatihan yang mayoritas (sekitar 25%) tamatan pendidikan Sekolah Dasar dan
termasuk dalam kategori keluarga miskin.
B. KALIMAT PENUTUP
Demikanlah
makalah yang dapat saya susun. Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih ada kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sangat saya harapkan guna penyempurnaan makalah ini dan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber: Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life
Skills). Direktorat Kursus 2011.
Diakses Pada Hari
Senin 21 Maret 2016, Pukul 21.22 Wib
Diakses Pada Hari
Senin 27 Maret 2016, Pukul 22.44 Wib
Diakses Pada Hari
Senin 27 Maret 2016, Pukul 21.22 Wib
Diakses Pada Hari
jum’at 25 Maret 2016, Pukul 21. 49 Wib
Diakses Pada Hari
jum’at 25 Maret 2016, Pukul 15.02 Wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar